Eksistensi Gunung

ISLAM DAN LIGKUNGAN HIDUP

MATA KULIAH ISLAM DAN LINGKUNGAN HIDUP PROGRAM STUDY SOSIOLOGI AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDY AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

ISLAM DAN LINGKUNGAN HIDUP (EKSISTENSI GUNUNG)

ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH

Melestarikan lingkungan hidup merupakan tugas manusia sebagai bagian dari suatuekosistem, yang dapat digali dari petunjuk Alquran. Dalam kehidupannya, manusia sangat terkait dengan alam, baik sebagai tempat tinggal sumber rezeki, maupun sebagai sarana ubudiyah kepada Allah. Manusia sebagai khalifah di muka bumi harus menjaga keseimbangan alam semesta yang Allah ciptakan dengan penuh keteraturan, Misalnya gunung.



Gunung yang dalam bahasa Inggris disebut Mountain, Moutagne (Prancis), Mountagna (Italia), Mountana (Spanyol), Beg (German), Berg (Dutch), Monte (Rumania), Gora (Polandia),Pahar (Urdu), al-Jabal (Arab), Gunung (Indonesia) adalah suatu bentuk permukaan tanah yang letaknya jauh lebih tinggi daripada tanah-tanah di daerah sekitarnya.

Gunung pada umumnya lebih besar dibandingkan dengan bukit, tetapi bukit di suatu tempat bisa jadi lebih tinggi dibandingkan dengan apa yang disebut gunung di tempat yang lain. Orang yang hidup di daerah luas dan datar seperti di padang-padang stepa Rusia biasa menyebut bukit kecil yang hanya 250-400 meter tingginya sebagai gunung. Tetapi julangan yang tingginya sekitar 3,800 meter di Pegunungan Himalaya oleh orang-orang di sana hanya dianggap sebagai kaki bukit, dan dianggap tidak penting hingga tidak ada seorang pun yang memberinya nama. Gunung berfungsi untuk menjaga bumi ini jangan sampai lepas dari porosnya ketika berputar di ruang angkasa. Gunung pada umumnya memiliki lereng yang curam dan tajam atau bisa juga dikelilingi oleh puncak-puncak atau pegunungan.

Terdapat tiga jenis tipe utama dari gunung.

1).Gunung api, 2).gunung lipatan, dan 3).gunung patahan. Ketiga tipe ini terbentuk dari lempeng tektonik ketika bagian dari kerak bumi bergerak, roboh dan tenggelam. Tenaga endogen, pengangkatan isotasi dan intrusi magma mengangkat lapisan batuan ke atas dan membentuk sebuah dataran yang lebih tinggi dari dataran sekitar. Ketinggian dari pengangkatan ini membentuk bukit, jika bukitnya lebih tinggi dan lebih curam maka terbentuklah gunung. Pegunungan utama cenderung terbentuk dalam garis panjang yang menandakan batas dan aktivitas sebuah lempeng tektonik. Iklim di pegunungan akan menjadi lebih dingin setiap naiknya ketinggian. Hal ini terjadi disebabkan pemanasan bumi oleh matahari yang terjadi secara radiasi. Matahari memanaskan daratan secara radiasi.

Sementara itu, efek rumah kaca berfungsi bagaikan selimut yang merefleksikan kembali panas ke bumi. Jika efek rumah kaca ini tidak ada, maka panas tersebut akan kembali ke ruang angkasa. Efek rumah kaca ini yang menyebabkan udara di dataran rendah terasa hangat. Ketika ketinggian bertambah, efek rumah kaca berkurang, sehingga temperature sekitar menurun.

Al-Qur′an secara detail telah menerangkan fungsi dan peran gunung sebagai paku, pasak, stabilisator untuk menjaga keseimbangan bumi. Dalam surah An-Naba ayat 6-7, Allah SWT berfirman:

اَلَمْ نَجْعَلِ الْاَ رْضَ مِهٰدًا ۙ - وَّا لْجِبَا لَ اَوْتَا دًا ۖ

"Bukankan telah Kami jadikan bumi sebagai hamparan. Dan Kami jadikan gunung-gunung sebagai pasak?" Juga perhatian para ahli geologi tentang umur dari gunung itu sendiri sampai akhirnya hancur dan beterbangan seperti kapas dan bulu ketika terjadinya hari Kiamat.

Allah SWT berfirman: يَّوْمَ يُنْفَخُ فِى الصُّوْرِ فَتَأْتُوْنَ اَفْوَا جًا ۙ

"(yaitu) pada hari (ketika) sangkakala ditiup, lalu kamu datang berbondong-bondong,"

(QS. An-Naba' 78: Ayat 18)

Allah SWT berfirman: وَّ سُيِّرَتِ الْجِبَا لُ فَكَا نَتْ سَرَا بًا ۗ

"dan gunung-gunung pun dijalankan sehingga menjadi fatamorgana."

(QS. An-Naba' 78: Ayat 20). Apakah kalian tahu kalau gunung itu tidak diam saja? Para ilmuwan berpendapat, gunung tidak diam seperti yang kita anggap, direkomendasikan bergerak. Adalah Profesor Emeritus Frank Press dari Washington, Amerika Serikat (AS), salah seorang Geolog yang mengkaji tentang gunung sebagai pasak bumi.

Sesungguhnya bagi orang beriman, fenomena gunung terlupakan hal baru. Allah telah banyak menyitir di dalam Al-Quran yang menyatakan gunung-gunung yang ditetapkan yang tampak, akan tetapi mereka terus bergerak terus-menerus demi Allah.

Seperti Firman Allah: "Dan kamu melihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal dia berjalan mendapat jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat kokoh setiap-setiap sesuatu; Sungguh Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

” (QS: An Naml [27]: 88) Jika semua gunung yang dibuat Allah sebagai pancang-nya sudah tidak kokoh lagi, apa yang akan terjadi? Mungkinkah bumi dan hamparannya akan segera dilipat? Seperti hadits dari Abdullah bin 'Umar dia berkata; “Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: "Pada hari kiamat kelak, Allah Subhanahu wa Ta'ala akan melipat langit. Setelah itu, Allah akan menggenggamnya dengan tangan kanan-Nya sambil berkata: "Akulah Sang Maha Raja". Diucapkan sekarang orang-orang yang selalu melakukan sewenang-wenang? Dan diucapkan orang-orang yang selalu sombong dan angkuh? Setelah itu, Allah akan melipat bumi dengan tangan kiri-Nya sambil berkata: "Akulah Sang Maha Raja. Diucapkan sekarang orang-orang yang sering melakukan sewenang-wenang? Diuntungkan orang-orang yang sombong?“ (HR Muslim 4995).

Sekian yang bisa saya sampaikan kurang lebihnya saya mohon maaf dan kepada ALLAH SWT saya mohon ampun. Selamat membaca dan semoga bisa merenungkan.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Komentar

Posting Komentar